News &
Updates

News Image

Share

YPB Gelar Workshop Analisis Data untuk Perkuat Kompetensi dan Publikasi Penelitian
6 Desember 2025

Surabaya, Kampus Ursulin – Sanmaris, Sabtu, 6 Desember 2025 — Yayasan Paratha Bhakti (YPB) menyelenggarakan Workshop “Penyegaran Analisis Data Kuantitatif” bagi para guru pada Sabtu, 6 Desember 2025, pukul 07.30–12.30 WIB bertempat di Aula Lantai IV Santa Maria Surabaya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengolahan data penelitian serta mendorong profesionalitas sebagai pendidik yang terus bertumbuh mengikuti perkembangan zaman.

Acara diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Lagu Serviam sebagai wujud cinta tanah air dan semangat pelayanan. Doa pembuka diiringi kutipan penuh makna dari Nasihat Terakhir Santa Angela (1–3), yang mengajak seluruh pendidik untuk hidup dalam keserasian dan cinta kasih, saling menghargai, saling menolong, dan bersabar dalam Kristus, sehingga Tuhan sungguh hadir di tengah-tengah komunitas pendidik.

Dalam sesi peneguhan, Suster Noorwindhi Kartika Dewi, OSU, menekankan pentingnya pengembangan kompetensi guru melalui penelitian dan publikasi ilmiah. Beliau menjelaskan bahwa jurnal minimal SINTA 3 diperlukan karena memiliki kualitas yang baik. Suster juga mengingatkan bahwa, “Kala guru berhenti belajar, kala guru berhenti mengajar,” menegaskan bahwa guru perlu terus menggali potensi diri agar tetap menjadi rujukan bagi peserta didik sebagai fasilitator, transformator, dan role model. Guru digugu dan ditiru: setiap ucapan dan perilakunya memiliki dampak besar bagi murid. Guru juga merupakan sosok yang menghadirkan cahaya dalam kegelapan.

Suster turut menyampaikan insight hasil desiminasi Musyawarah Nasional (Munas) Pastoral bahwa masih terdapat tantangan dalam dunia pendidikan, baik secara internal maupun eksternal—seperti program Mata Pelajaran Agama Katolik (MPK) yang perlu diperbarui dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih perlu ditingkatkan. Guru merupakan jantung pendidikan, sehingga pembenahan diri menjadi sebuah urgensi. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penulisan jurnal, dan publikasi ilmiah, guru semakin menyadari bahwa semakin banyak belajar, semakin besar pula kesadaran akan luasnya ilmu yang belum diketahui. Guru dituntut untuk selalu memberi pengetahuan terbaru kepada peserta didik. Di akhir peneguhan, Suster menyampaikan harapan agar guru tidak hanya menjalankan tugas karena kewajiban, tetapi menjadikannya pembiasaan demi perkembangan peserta didik. Beliau kembali mengutip pesan Santa Angela: “Permulaan yang baik tidaklah cukup tanpa ketahanan. Majulah dan berusahlah sampai akhir.”

Penguatan juga disampaikan oleh Bapak Martinus, yang membawakan hasil konferensi pendidikan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengenai bagaimana meneguhkan lembaga pendidikan MPK, termasuk menghadapi ancaman terhadap sekolah Katolik. Ia menekankan pentingnya identitas sekolah Katolik, tata kelola yang baik, serta pengembangan SDM sebagai unsur utama agar sekolah mampu bertahan menghadapi regulasi dan dinamika zaman. Bapak Martinus mengajak seluruh guru untuk berjalan bersama dengan satu tujuan demi keberlangsungan pendidikan Katolik yang bermakna.

Memasuki sesi inti, para peserta menerima pemaparan penyegaran mengenai pengumpulan dan pengolahan data kuantitatif pada PTK oleh Ibu Imelda dan Ibu Tari dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Para dosen memberikan teknik serta langkah-langkah efektif dalam pengolahan data untuk mendukung kualitas artikel PTK. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pendampingan di kelas per rumpun, di mana para guru mendiskusikan dan memperbaiki penulisan artikel PTK yang telah disusun, sehingga hasil penelitian dapat dipublikasikan dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmiah.

Melalui kegiatan ini, guru YPB diteguhkan untuk terus mengembangkan diri, bergerak bersama, dan menghadirkan terang dalam dunia pendidikan. Dengan semangat Serviam: Aku Mengabdi—para guru berkomitmen untuk menjadi pendidik yang profesional, berhati melayani, dan mampu memberikan dampak baik bagi masa depan anak didik dan bangsa.

 

Penulis: Rani, Guru KB-TK Santa Maria Surabaya