News &
Updates

News Image

Share

Menjalin Komunikasi Harmonis Antara Orang Tua dan Anak
8 Oktober 2024

Surabaya, Kampus Ursulin – Sanmaris, pada Sabtu, 5 Oktober 2024, di aula KB-TK Santa Maria dipenuhi keceriaan dan kehangatan keluarga yang mengikuti rekoleksi dengan tema "Menjalin Komunikasi yang Harmonis Antara Orang Tua dan Anak." Dalam pelukan keluarga, cinta sejati ditemukan. Keluarga adalah tempat kita belajar berkomunikasi dengan saling menghargai, di mana setiap kata yang diucapkan berperan penting dalam menciptakan keharmonisan.

Sebagai bentuk nyata dalam menciptakan komunikasi yang harmonis, kami memberikan angket kepada para orang tua untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam berkomunikasi dengan anak. Dari hasil angket, beberapa poin penting muncul, di antaranya: keterbatasan waktu, kesulitan mengungkapkan perasaan, dan perbedaan gaya komunikasi antara orang tua dan anak. Tantangan-tantangan ini menjadi perhatian utama dalam rekoleksi.

Kegiatan rekoleksi diawali dengan doa bersama, dilanjutkan sambutan hangat dari Sri Lestari, S.Pd, kepala satuan pendidikan. Anak-anak dengan semangat menampilkan gerak dan lagu yang merepresentasikan 6 Nilai Serviam, diikuti dengan pementasan panggung boneka oleh para frater yang bercerita tentang "Kisah Yesus Ditemukan dalam Bait Allah." Setelah itu anak-anak bersama para guru dan para frater yakni fr. Dimas, fr. Christian, fr. Gerald, fr. Cisco dan fr. Jojo melakukan fun game yang seru dan mendidik.

Sementara itu, orang tua mengikuti sesi rekoleksi bersama RD Antonius Puri Anggoro. Dalam suasana yang penuh perhatian, Romo Puri membahas pentingnya membangun komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Orang tua sangat antusias mendengarkan setiap penjelasan, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada Romo Puri. Topik-topik seperti bagaimana memahami perasaan anak, cara mendekati mereka, hingga strategi untuk mengatasi perbedaan komunikasi menjadi diskusi yang menarik. Para orang tua tampak terinspirasi dan terdorong untuk menerapkan apa yang mereka pelajari dalam keseharian.

Sebagai puncak acara, fun game yang melibatkan orang tua dan anak menjadi momen yang penuh keceriaan. Salah satu kegiatan yang menarik adalah permainan di mana orang tua harus mencari anak-anak mereka dengan mata tertutup, mengandalkan indra lain untuk mengenali anak mereka. Setelah berhasil menemukan anaknya, setiap anak memberikan tanda cinta berupa karya tangan mereka sendiri. 

Momen ini penuh kehangatan, mencerminkan pentingnya rasa saling mengenal dan menghargai di antara orang tua dan anak.

Acara rekoleksi diakhiri dengan makan bersama di halaman sekolah, suasana penuh kebersamaan dan keharmonisan menyelimuti seluruh peserta. Melalui kegiatan ini, harapan besar terjalinnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat menjadi fondasi kokoh dalam membangun keluarga yang harmonis dan penuh kasih.

 (Wenny N. M.  Wolfe)