News &
Updates

News Image

Share

Mengajarkan Cara Berdoa Untuk Anak usia 2-3 Tahun
20 September 2024

Surabaya, Kampus Ursulin- Sanmaris, di ruang kelas KB-B, tepatnya di sekolah KBTK Santa Maria Jl. Tumapel Surabaya, hari ini Rabu (18/9) sedang berlangsung proses belajar mengajar sentra Serviam. Di sentra Serviam, anak-anak dapat mengenal Yesus lebih dekat, mengenal nila-nilai Serviam, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengajarkan berdoa kepada anak usia 2-3 tahun adalah langkah yang utama dalam membentuk fondasi spiritual mereka. Pada usia ini, anak-anak sangat responsif terhadap lingkungan dan perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Berikut adalah beberapa cara untuk memperkenalkan konsep doa dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.

Pertama, menggunakan bahasa yang sederhana. Ketika menjelaskan tentang doa, kita dapat memilih kata-kata yang mudah dipahami. Misalnya, bisa dimulai dengan kalimat pendek seperti, “Terima kasih Tuhan Yesus atas makanan dan minuman yang enak sekali.” Dengan cara ini, anak-anak akan lebih mudah mengerti dan merasakan makna dari setiap kata.

Selanjutnya, menciptakan rutinitas berdoa. Menetapkan waktu tertentu untuk berdoa, seperti doa pagi hari sebelum belajar, doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah ke toilet dan doa menjelang pulang. Rutinitas ini akan memberikan rasa aman bagi anak, membuat mereka tahu bahwa berdoa adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang penting.

Menjadi contoh yang baik juga sangat penting. Anak-anak belajar melalui meniru. Jadi, ketika kita orang dewasa berdoa, kita memberi contoh dengan baik misalnya, membuat tanda salib, menutup tangan dan memejamkan mata. Cara demikian akan memberikan gambaran nyata tentang bagaimana berdoa.

Menggunakan lagu atau rima dapat menambah kesenangan dalam berdoa. Mengajak anak berdoa dalam bentuk lagu atau rima yang ceria dan mudah diingat. Musik memiliki daya tarik tersendiri bagi anak-anak, sehingga mereka akan lebih bersemangat untuk berdoa.

Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman saat berdoa. Mengajak anak hening dalam doa agar anak lebih fokus dan menghargai momen tersebut. Suasana tenang akan membuat mereka merasa lebih nyaman saat berdoa.

Memberikan pujian setiap kali anak berdoa. Pujian dan dorongan akan membangun rasa percaya diri mereka dan memotivasi mereka untuk terus berdoa. “Puji Tuhan, hari ini anak-anak dapat berdoa dengan sikap tenang dan baik. Tepuk tangan untuk semua”.  Pujian sederhana seperti ini dapat membuat dampak  besar.

Dengan bimbingan yang penuh kasih dan cara yang menyenangkan, dapat mengajarkan anak dan membentuk dasar spiritual yang kuat bagi mereka. Dengan menggunakan pendekatan yang sederhana dan menyenangkan, orang tua dan guru dapat membantu anak-anak memahami pentingnya berdoa dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Dengan bimbingan yang penuh kasih, anak-anak akan tumbuh dengan rasa syukur dan pemahaman spiritual yang mendalam.

 

 

(Penulis : Vincentia Linggar Mestikasala, S.Psi)